Ta'aruf
Seorang ikhwan yang kuliah di semester akhir berazzam untuk menyempurnakan separuh dien-nya. Sebagaimana biasa, dia pun menghubungi ustadznya dan memulai proses dari awal sampai akhirnya tiba saatnya untuk taaruf, yaitu dipertemukan dengan calonnya. Tibalah hari dan jam yang telah ditentukan, dengan semangat yang mengebu-gebu, dia datang tepat waktu di sebuah tempat yang telah dijanjikan ustadz. Ta'aruf pun dimulai, sang akhi duduk disebelah ustadznya, sementara agak jauh di depannya sang akhwat di temani ustadzahnya dengan posisi duduk menyamping menjauhi sudut pandangan si ikhwan. Setelah sekian lama berlalu tak ada pembicaraan, sang Ustadzpun berbisik pelan pada muridnya yang malu-malu ini:
“Gimana akhi, sudah lihat akhwatnya belum, sudah mantap apa belum ?”
“Sudah Ustad, saya mantap sekali ustad, akhwatnya yang sebelah kiri itu khan?”
Murobbynya kaget, wajahnya berubah agak kemerahan. ” Eh..gimana sih antum ! yang itu istri saya !”
Kriteria
Seorang Ikhwah diinterogarsi oleh Ustadznya tentang calon akhwat yang diinginkannya. Ikhwan yang satu ini tampaknya sudah kena blacklist sama Ustadznya karena selalu menolak memberi kriteria ketika ditanya.
” Akhi, ini yang terakhir kalinya, kira-kira seperti apa akhwat yang antum inginkan menjadi pendamping antum dalam berdakwah”
“Sudah deh ustadz, ane nggak banyak minta, yang asal-asalan aja “
Sang Ustadz pun bengong dibuatnya, “Asal-asalan bagaimana maksud antum ?
Antum kan punya hak untuk mengajukan kriteria.”
“Maksud ane, asal sholihah, asal cantik, asal kaya, asal hafal Qur’an, asal pintar, dan asal-asalan yang lainnya .”
“Pantes saja antum nggak nikah-nikah !”
Smile... :-)
Rabu, 10 Agustus 2011
Selasa, 09 Agustus 2011
Akhwat sejati ===>>
Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang lebar & anggun
Tetapi dilihat dari kedewasaannya dalam bersikap.
Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi
Tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi
Tetapi sebesar apa tanggungjawabnya dalam menjalankan amanah.
Akhwat sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro
Tetapi dilihat dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatu permasalahan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al – Qur’an
Tetapi dilihat dari pemahaman & pengamalan terhadap isi Al – Qur’an tersebut.
Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek
Tetapi bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.
Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude,
Tetapi bagaimana ia mengajarkan & mengamalkan ilmunya pada umat.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi
Tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.
Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan kegiatan
Tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam beramal
Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama
Tetapi dilihat dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.
Akhwat sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman – teman
Tetapi dilihat dari besarnya kekuatan cinta pada Ar – Rahman Ar – Rahiim.
Akhwat sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya
Tetapi sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya,
Tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona
Tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan
Tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya
Tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa
Tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian
Tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan
Tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani
Tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan rasa syukur & sabar.
Dan ingatlah …
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul
Tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang lebar & anggun
Tetapi dilihat dari kedewasaannya dalam bersikap.
Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi
Tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi
Tetapi sebesar apa tanggungjawabnya dalam menjalankan amanah.
Akhwat sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro
Tetapi dilihat dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatu permasalahan.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al – Qur’an
Tetapi dilihat dari pemahaman & pengamalan terhadap isi Al – Qur’an tersebut.
Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek
Tetapi bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.
Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude,
Tetapi bagaimana ia mengajarkan & mengamalkan ilmunya pada umat.
Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi
Tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.
Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan kegiatan
Tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam beramal
Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama
Tetapi dilihat dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.
Akhwat sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman – teman
Tetapi dilihat dari besarnya kekuatan cinta pada Ar – Rahman Ar – Rahiim.
Akhwat sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya
Tetapi sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya,
Tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona
Tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan
Tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya
Tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa
Tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian
Tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan
Tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani
Tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan rasa syukur & sabar.
Dan ingatlah …
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul
Tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
Selasa, 02 Agustus 2011
Kue Cinta Kita
1 pria sehat,
1 wanita sehat,
100% Komitmen,
2 pasang restu orang tua,
1 botol kasih sayang murni.
BUMBU:
1 balok besar humor,
25 gr rekreasi,
1 bungkus doa,
2 sendok teh telpon-telponan,
(Semuanya diaduk hingga merata dan mengembang)
Tips:
- Pilih pria dan wanita yang benar-benar matang dan seimbang. Jangan yang satu terlalu tua dan yang lainnya terlalu muda karena dapat mempengaruhi kelezatan
- Sebaiknya dibeli di toserba bernama TEMPAT IBADAH, walaupun agak jual mahal tapi mutunya terjamin.
- Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY karena walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu konsumen atau kadang menggunakan zat pewarna yang bisa merusak kesehatan.
- Gunakan Kasih sayang cap “IMAN, HARAP & KASIH” yang telah memiliki sertifikat ISO dari Departemen Kesehatan dan Kerohanian.
Cara Memasak:
Catatan:
Kue ini dapat dinikmati oleh pembuatnya seumur hidup dan paling enak dinikmati dalam keadaan kasih yang hangat!
Tapi kalau sudah agak dingin, tambahkan lagi humor segar secukupnya, rekreasi sesuai selera, serta beberapa potong doa kemudian dihangatkan lagi di oven bermerek “Tempat Ibadah” diatas api cinta. Setelah mulai hangat, jangan lupa telepon-teleponan bila berjauhan.
Selamat mencoba, dijamin halal… ! Selamat menikmati…